BUDIDAYA TANAMAN
LENGKUAS
OLEH IR.PANGERANG, MP
Tanaman obat merupakan komoditas yang
sangat spesifik karena persyaratan standar mutu ditetapkan sesuai kandungan
senyawa aktif yang berkhasiat obat. Dengan demikian, untuk mencapai kualitas
yang diharapkan maka penanganan dan pengelolaan produksi tanaman obat di
lapangan harus hati- hati, agar produksi biomassanya baik dan kadar serta
kandungan senyawa aktifnya stabil.
Untuk
itu, proses produksinya yang dimulai dari lapangan berupa pemanenan ataupun
budidaya tanaman perlu memperhatikan kaidah- kaidah yang ditentukan.
1.
Syarat
Tumbuh
Lengkuas dapat hidup di dataran rendah sampai dataran
tinggi sekitar 1200 m dpl, curah hujan 2500- 4000 mm.tahun, suhu udara 29- 25º
C, kelembapan sedang, dan penyinaran tinggi, Jenis tanah yang cocok untuk
tanaman ini adalah latosol merah cokelat, andosol, dan aluvialdengan tekstur
lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah, dan lateristik
Tanaman lengkuas tumbuh baik ditempat terbuka yang
mendapatkan sinar penuh, tetapi memerlukan naungan ringan untuk pertumbuhan
yang optimum. Hal ini dapat diamati pada tanaman lengkuas yang ditanam secara
monokultur daunnya melipat (menutup pada siang hari). Sekalipun demikian,
lengkuas yang ditanam di tempat yang terlindung, justru hanya menghasilkan
daun-daun saja.
Disamping itu, kesuburan tanahnya harus diperkaya dengan
bahan organik, antara lain dengan pemberian pupuk kandang atau kompos. Pada
tanah yang kurang subur apalagi becek, pertumbuhan tanaman lengkuas kurang
baik, sedikit beranak dan rimpang-rimpangnya banyak yang membusuk.
2.
Pembibitan
Perbanyakan tanaman lengkuas dapat
menggunakan potongan rimpang yang sudah tua dan bertunas atau rimpang anakan,
kemudian dipecah- pecah menjadi beberapa ruas dengan 2-3 tunas dalam tiap
pecahannya atau disesuaikan dengan rencana kebutuhannya. Rimpang tua sebaiknya
dipilih yang beratnya 50 gram, dan ukurannya seragam. Rimpang dapat ditunaskan
di atas 3- 5 lapisan jerami/ alang- alang yang dihamparkan di atas tanah.
Penyemaian juga dapat dilakukan di atas rak- rak kayu. Penyiraman selama pembibitan
sampai bertunas dilakukan untuk memelihara sebagian besar mata rimpang.
Pertunasan dianggap cukup bila semua atau sebagian besar mata rimpang sudah
tumbuh 1- 2cm, biasanya berumur 3-4 minggu. Setelah rimpang bertunas atau
dipelihara selam 1-2 bulan, bibit yang pertumbuhannya seragam siap dipasarkan
3.
Budidaya
Tanaman Lengkuas
Tanaman dapat diperbanyak dengan
rimpang atau biji, namun umumnya lebih mudah diperbanyak dengan menggunakan
rimpang. Rimpang yang baik untuk bibit adalah bagian ujungnya.Pengolahan tanah
dilakukan dengan menggemburkan tanah dan di¬buat guludan-guludan. Pupuk yang
digunakan meliputi pupuk kan¬dang, kompos, dan pupuk buatan. Juga diperlukan
bahan-bahan kimia untuk pemberantasan gulma. Panen dilakukan pada saat tanaman
berumur 2½ – 3 bulan, dan ja¬ngan lebih tua dari umur tersebut, karena rimpang
akan mengandung serat kasar yang tidak disukai di pasaran.
4.
Panen
Ciri-ciri yang dapat dijadikan pedoman bahwa tanaman
lengkuas sudah saatnya dipanen adalah :
1. Telah
berumur cukup tua, antara 9-12 bulan.
2. Daun-daunnya
tampak layu, menguning dan mengering atau berguguran.
3. Rimpangnya
berwarna coklat mengilap, dagingnya keras dan liat(alot)
Gejala seperti itu terjadi pada musim
kemarau atau tanaman sudah berumur lebih dari 6 bulan. Pada usia ini tanaman
lengkuas mulai mengakhiri pertumbuhan vegetatifnya dengan dicirikan oleh
terhentinya pembentukan tunas-tunas baru dan mulai muncul bunga.
Pada keadaan tertentu yang tidak
memungkinkan dipanen, misalnya harga pasar sedang turun (rendah), maka
pemanenan dapat ditunda pada musim berikutnya. Untuk menjaga harga tanaman
tetap utuh, maka semua rumpun lengkuas dibumbun tanah kembali. Bahkan perlu
juga dilakukan pemupukan tambahan. Cara ini tidak akan mengurangi kualitas
hasil, tetapi justru meningkatkan hasil persatuan luas karena adanya
pertambahan anakan atau rimpang baru.Cara pemanenan lengkuas dapat dilakukan
hanya dengan mengambil sebagian dari rimpangnya saja. Cara panennya adalah
memotong atau mematahkan sebagian rimpang dari rumpun tanaman, kemudian sisanya
dibiarkan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
5.
Penanganan
pasca panen rimpang
a. Pemanenan
Waktu panen simplisis rimpang lengkuas
di tandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetative seperti daun menunjukkan
gejala kelayuan secara fisiologis. Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar
rimpang dengan garpu atau cagkul secara hati-hati agar tidak terluka atau
rusak. Tanah yang menempel pada rimpang di bersihkan dengan cara di pukul
pelan-pelan sehingga tanah terlepas.
b.
.
Pencucian
Rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan karnya
tersebut kemudioan di bawa ke tempat pencucian. Rimpang direndam di dalam bak
pencucian selama 2-3 jam. Selanjutnya rimpang di cuci sambil disortasi. Setelah
bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak-rak peniris selama satu hari.
Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena
sinar matahari langsung.
c.
Perajangan
Perajangan untuk mempermudah pengeringan rimpang lengkuas.
Jika lengkuas hendak dikonsumsi dalam keadaan segar maka perajangan tidak perlu
di lakukan. Dan rimpang dapat segera di manfaatkan setelah di cuci dan
ditiriskan.
Perajangan dapat menggunakan
mesin atau perajang manual. Arah irisan melintng agar sel-sel yang mengandung
minyak atsiri tidak pecah. Dan kadarnya tidak menmurun akibat penguapan. Tebal
irisan rimpang antara 4-6 mm.
Untuk mendapatkan warna dan kualitas lengkus yang bagus,
setelah perajangan rimpang lengkuas diuapi dengan uap panas atau di celup dalam
air mendidih selama 1 jam sebelum dikerin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar